Kulon Progo - Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) menjadi provinsi tertinggi kedua dengan tingkat permasalahan gangguan jiwa di Indonesia. Sedangkan Kabupaten Kulon Progo menduduki peringkat pertama dalam kasus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) di DIY.
Hal ini dipaparkan Wakil Bupati Kulon Progo Sutedjo, ketika memberikan sambutan dalam Jambore Kesehatan Jiwa di Alun-alun Wates, Minggu 3 November 2019. Menurutnya masalah kesehatan jiwa di DIY tidak bisa dipandang sebelah mata, karena sampai kini masih mengalami peningkatan.
Sutedjo mengatakan berdasarkan riset kesehatan dasar Kementerian Kesehatan RI, prevalensi gangguan jiwa berat DIY tahun 2013 2,7 per mil. Angka tersebut menduduki peringkat pertama di Indonesia.
"Tahun 2018 meningkat menjadi 10 per mil dan berada di posisi kedua dari seluruh provinsi se Indonesia," katanya.
Sementara itu, Kabupaten Kulon Progo di 2013 memiliki prevalensi 4,7 per mil dan juga meningkat 2018 menjadi 19,3 per mil. Angka ini menjadi yang paling dari tinggi dibandingkan kabupaten lain di DIY.
Menurut Sutedjo, mengatasi persoalan ini tentu di mulai dari tingkat desa. Caranya dengan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kesehatan jiwa. 'Penting menjaga kesehatan jiwa. Ini harus digerakkan dari level bawah hingga ke tingkat pusat," katanya.
Kami akan mendampingi teman-teman yang mengalami gangguan kejiwaan.
Sementara itu, Direktur Pusat Rehabilitasi YAKKUM Chatarina Sari mengatakan telah bergerak mendampingi ODGJ sejak 2016. Dia mengakui hasil riset Kementerian Kesehatan RI dalam kurun waktu 2013-2018, ODGJ di DIY meningkat.
"Sudah diketahui bersama, angka ODGJ di DIY berada di urutan kedua tertinggi dari seluruh provinsi," katanya.
Kondisi ini perlu menjadi perhatian semua pihak, termasuk masyarakat DIY sendiri. Salah satu wujud kepedulian menekan angka gangguan jiwa adalah dengan menanda tangani petisi dukungan program bangkit jiwa di Jambore Kesehatan Jiwa.
Chatarina Sari meminta semua masyarakat untuk belajar dan peduli terhadap ODGJ. Sehingga tidak terjadi sikap diskriminasi dan menyingkirkan ODGJ dari pergaulan sehari-hari.
"Kami ingin semua pihak peduli dan mendukung gerakan kesehatan jiwa. Kami akan mendampingi teman-teman yang mengalami gangguan kejiwaan," katanya.